Pengertian Hukum Qurban dan Keutamaanya

Pengertian Hukum Qurban dan Keutamaanya 

Pengertian Qurban dan Keutamaanya
Pengertian,Hukum Qurban dan Keutamaannya

Doa Islami - Pengertian Qurban Setiap tanggal 10 Dzul Hijjah, semua umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji merayakan hari raya Idul Adha. Pada hari itu, umat Islam sangat disunnahkan untuk berqurban dimana mereka menyembelih hewan qurban untuk kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh umat Islam di Wilayahnya masing-masing. jadi apakah Qurban itu? 

Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (قربان). Kurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah.

Pengertian dalam Fiqh Syafi’i istilah Qurban menggunakan Adhaahi / jama’ dari Dhahiyyah dan Udhiyyah. Dijelaskan dalam kitab Fat_hul Wahhab / Hamisy Hasyiyah al- Jamal ‘alaa Syarhil Manhaj juz IV halaman 250

وَهِيَ مَا يُذْبَحُ مِنْ النَّعَمِ تَقَرُّبًا إلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنْ يَوْمِ عِيدِ النَّحْرِ إلَى آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ كَمَا سَيَأْتِي وَهِيَ مَأْخُوذَةٌ مِنْ الضَّحْوَةِ سُمِّيَتْ بِأَوَّلِ زَمَانِ فِعْلِهَا وَهُوَ الضُّحَى

Udhiyyah yaitu hewan yang disembelih dari binatang ternak yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah mulai dari hari ‘iidin nahri (hari raya nahr/ idul adha) sampai akhir hari tasyriq. Udhiyyah diambil dari kata Dhahwah. Udhiyyah dinamakan dengan awal waktu pelaksanaannya, yaitu waktu Dhuha. 

Sementera istilah Qurban cakupannya lebih luas. Dalam kitab al Mausuu’atul Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah juz V halaman 74 (maktabah syamilah) dijelaskan:

اَلْقُرْبَانُ : مَا يَتَقَرَّبُ بِهِ الْعَبْدُ إِلَى رَبِّهِ ، سَوَاءُ أَكَانَ مِنَ الذَّبَائِحِ أَمْ مِنْ غَيْرِهَا

Qurban yaitu apa-apa yang dijadikan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya, baik berupa sembelihan atau yang lainnya. 

Setelah membahas tentang pengertian qurban mari kita bahas tentang hukum qurban itu sendiri. Adapun asal muasal tentang qurban ialah Q.S Al Kausar ayat 2

  فَصَلِّ لِرَبِّك وَانْحَرْ 

Artinya : Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.

Sedangkan hukum qurban itu sendiri berbeda beda dari satu madzhab dengan madzhab lainya. 

Berikut hukum qurban menurut ke empat madzhab 

1. Madzhab Syafi'i

Menurut madzhab syafi'i hukum qurban adalah sunnah muakkad. ini dijelaskan dalam kitab Matan Abu Syuja’ (Taqrib) :

وَالْأُضْحِيَّةُ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ

Berqurban hukumnya sunnah muakkad

2. Madzhab Hanafi

Dalam kitab Fathu Qadiir Libni Humaam juz 22 halaman73, maktabah syamilah:

الْأُضْحِيَّةُ وَاجِبَةٌ عَلَى كُلِّ حُرٍّ مُسْلِمٍ مُقِيمٍ مُوسِرٍ فِي يَوْمِ الْأَضْحَى عَنْ نَفْسِهِ وَعَنْ وَلَدِهِ الصِّغَارِ 

Udhiyyah (berqurban) hukumnya wajib bagi setiap orang merdeka (bukan budak), muslim, mukim dan kaya pada hari Adha untuk dirinya dan anak-anaknya yang kecil.

3. Madzhab Maliki

Dalam kitab Attaaj Wal Ikliil Li Mukhtashari Khaliil juz IV halaman 352, maktabah syamilah:

قَالَ مَالِكٌ : الْأُضْحِيَّةُ سُنَّةٌ وَاجِبَةٌ لَا يَنْبَغِي تَرْكُهَا لِقَادِرٍ عَلَيْهَا مِنْ أَحْرَارِ الْمُسْلِمِينَ إلَّا الْحَاجَّ فَلَيْسَتْ عَلَيْهِمْ أُضْحِيَّةٌ ،

Imam Malik berkata : Berqurban hukumnya sunnah yang wajibah (yang kokoh), tidak seyogyanya meninggalkan berqurban bagi orang merdeka yang muslim kecuali orang-orang yang berhaji, bagi mereka tidak diwajibkan (disunnahkan dengan kokoh) melakukan udhiyyah (berqurban).

4. Madzhab Hanbali

Dalam kitab Kasysyaaful Qinaa’ Lil Buhuuti juz VII halaman 434, maktabah syamilah:

وَالْأُضْحِيَّةُ ) مَشْرُوعَةٌ إِجْمَاعًا   إلى أن قال   وَهِيَ ( سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ لِمُسْلِمٍ )

Udhiyyah (berqurban) adalah disyari’atkan menurut ijma. Udhiyyah (berqurban) hukumnya sunnah muakkad bagi orang Islam. 

Rasulullah saw pun pernah melaksanakan qurban sebagaimana dalam sebuah hadist :

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ ضَحَّى النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا.

Telah menceritakan kami Qutaibah ibn Sa’id, telah menceritakan kami Abu ‘Awanah dari Qatadah dari Anas, berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkurban dengan seekor domba jantan yang dominasi warna putih dan bertanduk. Beliau menyembelihnya dengan tangannya sendiri, membaca basmalah dan bertakbir serta meletakkan kaki beliau di atas samping leher kedua domba tersebut.”(H.R Muslim).

Ibadah qurban ini bahkan terdapat dalam Al Quran seperti pada kisah qurban Qabil dan Habil putra Nabi Adam a.s dan kisah qurban nya Nabi Ibrahim a.s

1. Qurban Qabil dan Habil

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa”. [ QS 5 (Al Maidah) : 27 ].

2. Qurban Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam

Diceritakan dalam QS ke 37 (Ash Shaffat) : 102-106

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar ( Q.S Ash Shaffat 102-106).

Kembali kepada topik tentang Pengertian, hukum dan keutamaan qurban. Pengertian dan hukum qurban telah dipaparkan di atas. Sekarang mari kita bahas tentang 

Keutamaan dari qurban

 Keutamaan qurban ialah sebagai berikut : 

حَدَّثَنَا أَبُوْ عَمْرٍو مُسْلِمُ بْنُ عَمْرٍو الْحَذَّاءُ الْمَدَنِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ نَافِعٍ الصَّابِغُ أَبُوْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي الْمُثَنَّى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ اَبِيْه عَنْ عَائِشَةَ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ اَحَبَّ اِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمٍ اِنَّهَا لَتَأْتِيْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وأَشْعَارِهَا وَاَظْلاَفِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ قَبْلَ اَنْ يَقَعَ مِنَ اْلاَرْضِ فَطِيْبُوْا بِهَا نَفْسًا

Telah menceritakan kepada kami Abu Amr Muslim bin Amr Al Hadzdza` Al Madani, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Nafi’ Ashshabigh Abu Muhammad, dari Abul Mutsanna, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak beramal anak Adam pada hari Nahr ('Iedul Adha) yang paling disukai Allah selain daripada mengalirkan darah (menyembelih qurban). Qurban itu akan datang kepada orang-orang yang melakukannya pada hari qiyamat dengan tanduk, rambut dan kukunya. Darah qurban itu lebih dahulu jatuh ke Allah sebelum jatuh ke atas tanah. Oleh sebab itu, berqurbanlah dengan senang hati." (H.R At Tirmidzi)

Dalam Kitab Hasyiyah Asy Syarqaawi ‘alattahrier juz II halaman 463, cetakan Daarul Fikr:

عَظِّمُوْا ضَحَايَاكُم فَإِنَّهَا عَلَى الصِّرَاطِ مَطَايَاكُمْ 

Besarkanlah hewan-hewan qurban kalian, karena sesungguhnya hewan itu akan menjadi tumpangan kalian di shirath.

Dalam Kitab Sunan Al Baihaqi Al Kubro 9/261/19489-19490, maktabah syamilah:

أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ : عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَانَ أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَلِيٍّ اَلسِّيرَافِيُّ حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِيْنٍ عَنْ عَائِذِ اللهِ عَنْ أَبِيْ دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُمْ قَالُوْا لِرَسُولِ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- : مَا هَذِهِ الأَضَاحِيُّ؟ قَالَ :« سُنَّةُ أَبِيْكُمْ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ». قَالُوْا : مَا لَنَا فِيْهَا مِنَ الأَجْرِ؟ قَالَ :« بِكُلِّ قَطْرَةٍ حَسَنَةٌ ».

Telah mengkhabarkan kepada kami Abul Hasan Ali bin Ahmad bin Abdan, telah mengkabarkan kepada kami Ahmad bin Ubaid, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ali Assirafi, telah menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid, telah menceritakan kepada kami Sallam bin Miskin, dari ‘A_idzillah, dari Abu Dawud, dari Zaid bin Arqam radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Apakah qurban-qurban ini? Beliau menjawab: “Sunnah bapak kamu sekalian, Ibrahim ‘alaihissalaam”. . Sahabat bertanya: “Pahala apa yang kami dapatkan darinya? Rasulullah menjawab: “Setiap tetes darah satu kebaikan”.

وَأَخْبَرَنَا أَبُوْ عَبْدِ اللهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنَا أَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْبَزَّازُ بِبَغْدَادَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ أَخْبَرَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِيْنٍ عَنْ عَائِذِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْمُجَاشِعِيُّ عَنْ أَبِيْ دَاوُدَ السَّبِيْعِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا هَذِهِ الأَضَاحِيُّ؟ قَالَ :« سُنَّةُ أَبِيْكُمْ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ». قَالَ قُلْنَا : فَمَا لَنَا فِيْهَا؟ قَالَ :« بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ ». قَالَ قُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ فَالصُّوْفُ قَالَ :« بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنَ الصُّوْفِ حَسَنَةٌ ».

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Abdillah Al Hafizh, telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Abdullah al Bazzaz di Baghdad, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Maslamah al Wasithi telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah mengkhabarkan kepada kami Sallam bin Miskin, dari ‘A_idzillah bin Abdullah Al Mujasyi’i, dari Abu Dawud Assabi’i, dari Zaid bin Arqam radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata: : kami bertanya : Wahai Rasulullah Apakah qurban-qurban ini? Beliau menjawab : “Sunnah (tuntunan) bapak kalian, Ibrahim”. Zaid bin Arqam berkata: Kami bertanya : “Pahala apa yang kami dapatkan darinya? Rasulullah menjawab : “Setiap rambutnya adalah satu kebaikan.” Zaid bin Arqam berkata: Kami bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan bulunya?” Beliau menjawab: “Setiap rambut dari bulunya adalah kebaikan”. 

Jika kita merujuk pada hadist berikut ternyata setiap dari bulunya saja akan di balas dengan kebaikan oleh Allah swt kelak. Apalagi dengan daging atau tulang yang jelas jelas memberikan manfaat kepada orang yang menerimanya.

Jadi, bagi yang berqurban selain mendapatkan pahala karena memberi makanan (daging) terhadap orang lain juga akan diberikan pahala yang luar biasa oleh Allah swt kelak. Meski tidak dijelaskan pahala apa yang akan didapat tetapi yang pasti akan dibalas dengan pahala yang sungguh luar biasa. Karena hanya untuk setiap bulunya saja Allah balas dengan kebaikan. 
Wallaahu A'lam


0 Response to "Pengertian Hukum Qurban dan Keutamaanya "

Post a Comment

dmca

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel